❄️ Wala Talbisul Haqqa Bil Bathil
tuhanyang yang berbunyi, "wala talbisul haqqa bil-bathil" janganlah kamu campurkan hak dengan yang batil, (QS.Al-Baqarah (2):42).23 Dari pengertian asal tersebut terjadi perluasan pemakaiannya, Ibrahim Anis mengartikan libas sebagai 'sesuatu yang dapat menutupi tubuh (ma'yasturu aljism).
324(al-fa'am 'ala l-mayyit) was considered a Jahili practice," Ibn 'Umar refrained from praying in a mosque embellished with merlons ishurutiu) and gave an order to pull down the merlons because they were reminiscent of the idol stones iansab) of Mecca," The main concern of the religious leaders of the Muslim
Sebuahuraian menarik yang ditulis oleh seorang sahabat pemerhati Alquran tentang Mengapa Umat Islam Terpecah-Belah? Silakan kunyah perlahan-lahan kata demi katanya, lalu perhatikan bagaimana reaksi alami jiwa-raga anda.
Qolaallahu taala fil quranil azim. Ya ayyuha alladzina amanu ittaqullahi haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun. (یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ إِذَا نُودِیَ لِلصَّلَوٰةِ مِن یَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡا۟ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلۡبَیۡعَۚ
Karenatidak sesuai dengan prinsip agama dalam Al-Qur'an: "wala talbisul haqqa bil bathil." Kiai Hasyim Asy'ari dalam buku Fajar Kebangunan Ulama (karya Lathiful Khuluq) tercatat bahwa ia juga pernah belajar kepada pengajur Pan-Islamisme Mesir yakni Muhammad Abduh.
Talbisbiasanya diartikan mencampuradukkan antara yang benar (haq) dengan yang salah (batil). Tentang kekacauan berpikir ini, Al-Quran menyatakan: Wa laa talbisul haqqa bil baathili wa taktumul haqqa wa antum ta'lamun. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
ImamIbnu Katsir -rahimahullah- berkata, "Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhu- meriwayatkan bahwa ayat ini berkenaan dengan seorang lelaki yang sedang menjelang ajalnya, lalu kedengaran seorang lelaki bahwa dia mengucapkan suatu wasiat yang menimbulkan mudharat terhadap ahli warisnya.
قَالَبَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ
AllahSubhanahu wa Ta'ala berfirman: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Ablog about knowing the real Religion, how to live in this world, reward and punishment of our deeds, what should we do and what should we not do
rabu oktober 6, 2021. home; pmb 1442-1443 h; donasi; aqidah; fiqih. ramadhan; tsaqafah; home; pmb 1442-1443 h; donasi; aqidah; fiqih. ramadhan; tsaqafah
kembalilahke 'ittiqod dan syari'at nabi muhammad saw,yang diamanatkan kepada chulafairosidin,dan para ulamak "ahlussunnah wal-jama'ah,karena inilah kaum wa'at,dan tinggalkan ajaran-ajaran pengikut para nabi palsu ke nabi palsu lainya,karena dunianya mereka akan saling bunuh membunuh,dalam sekenario perebutan kekuasaan,di bawah paji-panji masihid dajjal di ahir zaman ini.
kOAKh.
Berikut ini adalah teks, transliterasi, terjemahan, dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas Surat Al-Baqarah ayat 42 وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ Wa lā talbisul haqqa bil bāthili wa taktumul haqqa wa antum talamūna. Artinya, “Jangan kalian mencampur kebenaran dengan kebatilan. Jangan juga kalian menyembunyikan kebenaran. Padahal kalian menyadarinya,” Surat Al-Baqarah ayat 42. Ragam Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 42 Imam Jalaluddin dalam Kitab Tafsirul Jalalain mengatakan, kata “al-haqq” atau kebenaran pada Surat Al-Baqarah ayat 42 adalah kitab suci yang diturunkan kepada Ahli Kitab. Sedangkan kebatilan pada Surat Al-Baqarah ayat 42 adalah keterangan dusta yang mereka ada-adakan. Sementara kebenaran yang mereka sembunyikan adalah sifat Nabi Muhammad SAW. “Jangan kalian sembunyikan” sifat Muhammad SAW. “Padahal kalian menyadarinya” bahwa itu adalah sesuatu yang hak, tulis Imam Jalaluddin. Imam Al-Baidhawi dalam Kitab Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil mengatakan, kata “talbisū” atau mencampur adalah tindakan membuat sesuatu menjadi mirip dengan yang lain. Dengan demikian, makna Surat Al-Baqarah ayat 42 adalah, “Jangan kalian mencampur kebenaran yang diturunkan kepada kalian dengan kebatilan yang kalian rekayasa dan menyembunyikan kebenaran tersebut sehingga keduanya tidak dapat dibedakan.” Makna alternatif Surat Al-Baqarah ayat 42, kata Imam Al-Baidhawi, “Jangan kalian membuat sebuah kebenaran menjadi samar karena bercampur dengan kebatilan yang kalian tulis di sela-selanya atau kalian sebutkan dalam ta’wilnya.” “Padahal kalian menyadarinya” bahwa kalian menyamarkan dan menyembunyikan kebenaran. Tindakan demikian itu, kata Imam Al-Baidhawi, lebih buruk karena kesalahan orang yang tidak tahu masih dapat dimaklumi. Imam Al-Baghowi dalam karya tafsirnya Kitab Maalimut Tanzil fit Tafsir wat Ta’wil mengutip sebagian ahli tafsir yang mengatakan, “Jangan kalian campur agama Islam dengan ajaran Yahudi dan Nasrani.” Imam Muqatil mengatakan, Yahudi mengakui sekaligus menyembunyikan sebagian sifat Nabi Muhammad SAW agar mereka dapat dibenarkan dalam hal ini. Ia mengatakan, “Jangan kalian mencampur kebenaran yang kalian akui dengan kebatilan yang kalian sembunyikan.” Kebenaran yang dimaksud adalah penjelasan mereka atas sebagian sifat Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kebatilan adalah tindakan penyembunyian mereka atas sifat Nabi Muhammad SAW lainnya. Surat Al-Baqarah ayat 42, kata Imam Al-Baghowi, berpesan kepada Ahli Kitab, “Jangan kalian menyembunyikan sifat Nabi Muhammad SAW. Padahal kalian mengetahui bahwa Muhammad adalah nabi utusan Allah.” Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip Abul Aliyah, Surat Al-Baqarah ayat 42 berpesan kepada Ahli Kitab agar tidak mencampur yang hak dengan yang batil dan meminta mereka untuk menyampaikan nasihat yang benar kepada hamba-hamba Allah yang menjadi umat Muhammad SAW. Imam Qatadah, kutip Ibnu Katsir, mengatakan, Surat Al-Baqarah ayat 42 berpesan kepada Ahli Kitab untuk tidak mencampur ajaran Yahudi dan Nasrani dengan ajaran Islam. Agama Allah adalah Islam. Sedangkan Yahudi dan Nasrani adalah bid’ah yang tidak berasal dari Allah. Muhammad bin Ishaq, kutip Ibnu Katsir, meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Surat Al-Baqarah ayat 42 berpesan, “Jangan kalian menyembunyikan pengetahuan perihal utusan-Ku dan kabar yang dibawa olehnya yang ada pada kalian. Sedangkan kalian menemukan pengetahuan itu tercatat pada kitab-kitab suci yang ada di tangan kalian.” Imam Mujahid, As-Suddi, Qatadah, dan Rabi’ bin Anas, mengatakan, kebenaran yang disembunyikan oleh Ahli Kitab Madinah pada Surat Al-Baqarah ayat 42 ini adalah sifat-sifat nabi akhir zaman yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW. Ibnu Katsir menyebutkan makna alternatif atas akhir Surat Al-Baqarah ayat 42. “Padahal kalian menyadari” mudharat besar bagi manusia atas tindakan penyesatan mereka dari petunjuk, sebuah tindakan yang dapat mengantarkan mereka ke neraka hingga mereka menempuh jalan sesat yang kalian nyatakan yang telah bercampur baur dengan kebenaran. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan
وَفِى مُوسَىٰٓ إِذْ أَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ Arab-Latin Wa fī mụsā iż arsalnāhu ilā fir'auna bisulṭānim mubīnArtinya Dan juga pada Musa terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata. Az-Zariyat 37 ✵ Az-Zariyat 39 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Penting Berkaitan Dengan Surat Az-Zariyat Ayat 38 Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zariyat Ayat 38 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir penting dari ayat ini. Ada beraneka penjelasan dari kalangan ulama tafsir terhadap kandungan surat Az-Zariyat ayat 38, antara lain seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia38-39. Dan pada pengutusan Kami terhadap Musa kepada Fir’aun dan tokoh kaumnya dengan membawa tanda-tanda dan mukjizat-mukijizat yang nyata, juga terkandung pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada Azab Allah yang menyakitkan. Fir’aun berpaling karena tertipu oleh kekuatan dan kekuasaannya. Dia berkata tentang Musa, “Dia tukang sihir atau orang gila.”📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram38. Dan pada diri Musa tatkala Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan mukjizat-mukjizat dan hujah-hujah yang jelas, terdapat tanda bagi orang yang takut terhadap siksa yang menyakitkan.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah38-40. Dan Kami jadikan kisah Musa sebagai pelajaran, ketika Kami mengutusnya kepada Fir’aun dengan hujjah-hujjah yang kuat dan mukjizat-mukjizat yang luar biasa. Akan tetapi Fir’aun menyombongkan diri dan terlena dengan kekuatannya. Kemudian dia menyebarkan kebohongan bahwa Musa adalah seorang penyihir yang mahir atau orang gila. Maka Kami giring Fir’aun dan bala tentaranya menuju lautan dan Kami tenggelamkan mereka di dalamnya, dalam keadaan melakukan perbuatan tercela berupa kesombongan dan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah38. وَفِى مُوسَىٰٓ Dan juga pada Musa Yakni dan Kami jadikan tanda-tanda pada Nabi Musa. إِذْ أَرْسَلْنٰهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطٰنٍ مُّبِينٍ ketika Kami mengutusnya kepada Fir’aun dengan membawa mukjizat yang nyata Yakni hujjah yang jelas, yaitu tongkat dan mukjizat-mukjizat lain yang dia datangkan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah38. Kami menjadikan kisah Musa saat kami mengutusnya kepada Fir’aun dengan hujjah yang sangat jelas sebagai tanda-tanda dan pelajaran📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDan pada Musa ketika Kami mengutusnya kepada Firaun dengan membawa mukjizat yang nyata} dalil yang tampak nyataMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H38. “Dan juga Musa terdaat tanda-tanda kekuasaan Allah,” dan apa yang dititahkan Allah ketika mengutusnya kepada Firaun dan kaumnya, berupa ayat-ayat yang jelas serta mukjizat-mukjizat yang nyata, merupakan tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang takut akan siksaan yang pedih.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Az-Zariyat ayat 38 38-40. Ketahuilah wahai manusia bahwa dalam kisah Musa terdapat bukti yang agung bagi mereka yang takut akan adzab Allah yang pedih; Dimana Allah mengutus Musa kepada fir’aun dengan ayat dan mukjizat yang nampak dengan jelas yang menujukkan bahwa Musa adalah Rasul yang diutus oleh Allah. Akan tetapi fir’aun dan kaumnya menolak untuk mengikuti Musa, mereka mengatakan bahwa Musa Adalah seorang penyihir atau orang gila, itulah kesalahan mereka dan keraguan mereka; Padahal mereka tahu bahwa Musa adalah orang yang benar, Allah berfirman وَجَحَدُوا۟ بِهَا وَٱسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًۭا وَعُلُوًّۭا , artinya Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan mereka padahal hati mereka meyakini kebenarannya. {An Naml 14}. Dan karena sebab kesombongan fir’aun, kekufurannya, pengingkarannya, serta ke-thaghutannya, Allah menimpakan dia dan tentaranya serta pelayannya kedalam lautan dan Allah binasakan mereka dengan cara ditenggelamkan. Allah membinasakan fir’aun karena sebab dosannya yang menyebabkan celaan; Dan diantara dosanya adalah fir’aun menyeru kepada dirinya sendiri bahwa dia adalah tuhan, dan mendustakan Musa dan bersikap melampaui batas di bumi.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zariyat Ayat 38Usai menceritakan azab yang Allah timpakan kepada kaum nabi lut yang ingkar, pada ayat-ayat berikut Allah menyebut kisah umat masa lalu yang mengingkari nabinya. Kisah-kisah itu menunjukkan betapa Allah mahakuasa, dan pada kisah nabi musa juga terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah. Bukti-bukti itu antara lain terlihat ketika kami mengutusnya kepada fira'un, yaitu penguasa mesir kuno, dengan membawa tanda kekuasaan kami, yaitu mukjizat yang nyata dan tidak terbantahkan. 39. Fira'un melihat mukjizat itu, tetapi dia bersama bala tentaranya berpaling dan dengan angkuh menolak ajakan nabi musa karena merasa dirinya berkuasa dan memiliki harta berlimpah. Dia berpaling dan berkata, 'dia, yaitu nabi musa, adalah seorang pesihir yang tidak mengenal kemampuan orang lain atau orang gila yang berbuat sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu. 'Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah beraneka penafsiran dari beragam ulama mengenai kandungan dan arti surat Az-Zariyat ayat 38 arab-latin dan artinya, semoga memberi kebaikan bagi kita semua. Bantu usaha kami dengan mencantumkan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Bacaan Sering Dikaji Terdapat ratusan topik yang sering dikaji, seperti surat/ayat At-Talaq 3, Tiga 3 Terakhir al-Baqarah, Al-Baqarah 156, Luqman 12, Ali Imran 173, Yusuf 87. Ada pula An-Nahl, Al-Kautsar 2, Az-Zalzalah 7-8, An-Nahl 97, At-Taubah 103, Al-Baqarah 255. At-Talaq 3Tiga 3 Terakhir al-BaqarahAl-Baqarah 156Luqman 12Ali Imran 173Yusuf 87An-NahlAl-Kautsar 2Az-Zalzalah 7-8An-Nahl 97At-Taubah 103Al-Baqarah 255 Pencarian wala talbisul haqqa bil bathil watak, surat an nisa ayat 7-12 dan terjemahannya, arti surat al ankabut ayat 45, terjemah an nas, surah al ankabut ayat 14 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
wala talbisul haqqa bil bathil